Kadang benar-benar niat Kadang hanya menulis apa yang terpikir Kadang cuma sekedar caci maki Kadang ungkapan cinta Kadang hanya ingin pamer...

Sunday, August 28, 2005

Longing

Beberapa hari yang lalu datang sms dari seorang sahabat yang sekian lama tak terdengar kabar sebenarnya. Maksudnya yang gua dengar dan tau dari teman-teman yang lain hanya; dia sekarang pacaran sama si anu, kerja di anu. Kabar standar. 'Kabar sebenarnya' yang gua maksud adalah; bagaimana keadaan hatinya?. Dan pertanyaan yang tidak pernah juga gua tanyakan ini terjawab beberapa hari yang lalu.
Kembali ke sms tadi. Isinya; "Tika, bsk di rmh ga? Gw pengen curhaat..." dari sini kelihatannya sudah bukan sesuatu yang 'bagus' atau sesuatu yang membahagiakan kan? Yah entah kenapa yang namanya 'curhat' biasanya sesuatu yang 'meresahkan'. padahal Curahan Hati bisa juga pengungkapan kebahagiaan kan? tapi kenyataannya selama ini toh ngga begitu. Ya sudah, gw jawab kalau besoknya gua ada di rumah tapi tidak tahu jam berapa. jadi kubilang, bsk kukabari kalau di rumah.
Besoknya gua mengabari setelah sampai di rumah. Tapi kok dia ngga bales smsnya yah? ya sudah, dengan sedikit bertanya-tanya, gua menyimpulkan, mungkin dia on the way. Sembari menunggu gua ngobrol-ngobrol dengan sahabat lama yang datang duluan hari itu. kalau sahabat yang ini masih sering saling meng-up to date-kan kabar sebenarnya dengan gua. Di tengah ngobrol, pintu rumah gua diketok, dan gua langsung tahu itu pasti sang sahabat lama yang ingin curhat. Yang gua ngga tahu adalah bahwa dia datang dengan menangis. Belum sempat gua menyelesaikan sapaan sewaktu membukakan pintu, dia jatuh ke pelukan saya. Gua berusaha tenang, tapi pikiran gua isinya macam-macam. Ya.. kalo ada orang dateng ke lo dengan menangis sesunggukan, apa yang ada di kepala lo? Dia abis menang lotre?? Hmm.. bisa aja sih.
Gua tuntun dia duduk ke kursi, ambilin minum... selanjutnya dia dengan sesunggukan menjawab pertanyaan-pertanyaan gua dan bercerita.
Singkatnya, sahabat lama yang datang menangis ini abis diputusin cowonya. Sebenernya tadinya dia mau sekedar curhat tentang masalahnya dengan cowonya; cowonya cemburuan, mengekang, sering berantem karena curiga. tapi karena sebelum dia datang ke rumah dia mendatangi cowonya, akhirnya ada cerita baru; cowonya mutusin.
Bukan permasalahan dia dengan cowonya dan sahabat gua ini yang sebenernya mau gua ceritakan di sini. Itu soal lain lah. Sahabat gua ini, sudah menjalin hubungan dengan cowo entah berapa kali. Image-nya diantara teman-teman adalah seorang petualang cinta. Mungkin. Gua pernah punya pendapat serupa, tapi kadang juga ngga seperti itu. Gua yakin dia 'capek'. Tapi mungkin bukan maksud hati, tapi yah.. kalau memang belum menemukan yang orang-orang bilang "the one", mau diapain?
Yang gua sangat yakin adalah, di balik tangis sesunggukannya, selain dia memang cinta sekali dengan cowonya yang sekarang, ada alasan lain yang gua yakin lebih berat dan lebih menyakitkan buat dia. Yang dia tangisi malam ini bukan hanya cowonya, tapi lebih karena dirinya yang sangat ingin membuktikan pada orang-orang bahwa dia mampu membina hubungan dengan cowo dengan serius. Dan jika ini gagal, dia akan lebih sakit.
Pada titik ini gua langsung ingat sama beberapa teman yang entah kenapa suliiiit sekali mendapatkan pasangan. Mungkin perfeksionis, mungkin memang belum ada. Jawaban tidak ada pada saya. Teman-teman yang ini adalah teman yang hampir setiap bertemu melontarkan kalimat; "Cariin pacar dong..", dan teman-teman di sekelilingnya berusaha mengenal-ngenalkannya dengan teman-teman single yang lain. Tapi gua hanya berpikir... kira-kira bagaimana yah kalau teman-teman yang sekian lama mencari pasangan itu malam itu melihat sahabat gua menangis dan bercerita?
Lebih enak yang mana? Susah mendapatkan pasangan atau mudah berganti-ganti pasangan?
Hasil dari empati gua, rasanya dua-duanya capek. Melelahkan. Pasti kadang terasa lelah menginginkan 'seseorang' untuk 'ada' dalam kehidupan kita tapi harus menunggu lamaaaa.. That feeling; longin for someone in the big somewhere out there. Di sisi lain, berkali-kali menjalin hubungan dengan harapan-harapan yang timbul dan tenggelam. Perasaan yang naik turun, jatuh hati dan kecewa, jatuh hati dan kecewa... that feeling; longing for the right one.
But who's to blame?
Dan lebih enak yang mana? Gua masih tidak punya jawabannya.